Jumat, 19 Oktober 2012

MEMBIASAKAN DIRI MENULIS Karena Me(NULIS) itu Mudah


Oleh: Suyatno,S.P.

Menulis bagi sebagian besar orang adalah pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan. Sebenarnya bukan karena tidak bisa menulis, tetapi lebih banyak disebabkan oleh munculnya kebingungan memilih kata-kata apa yang akan ditulis pertama kali. Kebingungan inilah yang seringkali menyebabkan keinginan menulis menjadi tertunda atau bahkan berhenti. Lumrah…ya……. sayapun mengalami kondisi ini, ketika diperjalanan memiliki keinginan untuk menuliskan sesuatu yang menarik, namun begitu sudah didepan notebook jari-jarinya terasa kaku, seolah-olah sulit di arahkan menuju ke huruf mana yang akan diketik dahulu. Kadang sudah tersusun sebuah kata, tapi bingung mau menulis kata-kata berikutnya. Bahkan tidak jarang untuk membuat satu paragraf saja butuh waktu puluhan menit…


Jika teman-teman merasakan hal yang sama, tenang  saja….jangan buru-buru menyimpulkan kalau “saya  ini terlahir bukan untuk jadi penulis”….. faktanya ternyata banyak penulis hebat yang mulai meniti karirnya juga dengan perasaan yang teman-teman dan saya rasakan.

Lalu apakah tulisan ini bisa mengantarkan pembaca (termasuk saya) bisa jadi penulis hebat? …. Belum tentu…. Karena itu sangat bergantung pada bagaimana kita bisa membawa kebingungan ketika memulai menulis itu menjadi “berkah”. Ya  karena kebanyakan orang ketika merasa bingung kemudian bertanya kesana kemari untuk menyelesaikan kebingungannya. Misal kita bingun mencari jalan kerumah teman kita, satu-satunya jalan untuk mengatasi kebingungan itu adalah dengan bertanya. 

Hal tersebut juga sebetulnya sama dengan yang dialami ketika kita mau menuliskan sebuah peristiwa, dan akan kita sampaikan kepada orang lain melalui sebuah tulisan. Untuk menuliskan sebuah peristiwa menjadi informatif, maka kita cukup menggunakan unsur-unsur (5W + 1H).  itu merupakan kependekan dari:
What (Apa)?
When (Kapan)?
Where (Dimana)?
Who (Siapa)?
Why (Mengapa)?
How (Bagaimana)?
 Ke-enam hal diatas adalah pertanyaan semua, sama halnya ketika kita bingung…..
Sebagai Contoh:
Terjadi Kebakaran di Pasar Purbolinggo tanggal 07 Juni 2012 pukul 13.00 wib.  Pada saat itu kita ingin menuliskan kejadian kebakaran tersebut, maka kita bisa mulai dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa kebakaran tersebut. Misalnya?
1.       What ?
·         Apakah yang terjadi di siang ini di Purbolinggo?
·         Apa yang anda lihat dari kejauhan?
·         Apa yang anda lihat disekitar lokasi kebakaran?
·          
2.       When?
·         Jam, hari, bulan, tahun berapakah kebakaran tersebut terjadi?
·          
3.       Where?
·         Dimanakah kebakaran itu terjadi? Di pasar blok apa?
·         (nama tempat, Desa, Kecamatan kabupaten)
4.       Who?
·         Siapakah yang melihat kejadian itu pertama kali?
·         Siapa saja yang menjadi korban? Berapa orang?
·         Siapa saja yang membantu memadamkan kebakaran tersebut?
5.       Why?
·         Mengapa kebakaran itu terjadi
6.       How?
·         Bagaimana keadaan lokasi kebakaran?
·         Bagaimana kondisi orang-orang yang menjadi korban?
·         Bagaimana sikap orang yang lokasinya berdekatan?
·         Bagaimana tindakan yang diambil aparat yang berwenang?
·         Dst……
Mari kita lihat, dengan membuat urutan-urutan pertanyaan tersebut mudah sekali tergambar informasi apa saja yang harus diperoleh. Semakin banyak kita menyusun pertanyaan-pertanyaan ini maka bahan tulisan kita akan semakin banyak dan bisa menampilkan informasi mengenai kebakaran tersebut secara utuh. Mudah bukan…..?


APA SAJA KERUGIAN JIKA KITA TIDAK MAU BELAJAR MENULIS SEJAK SEKARANG?
1.       KEHILANGAN kesempatan untuk  bisa menjadi sumber informasi bagi orang lain.

Di era teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini, sebuah peristiwa penting bisa tersebar keseluruh dunia hanya dalam hitungan detik. Bayangkan jika kita adalah orang pertama memberitakan sebuah peristiwa penting, kemudian kita sebarkan informasi melalalui jaringan internet, dan dalam hitungan menit informasi itu dibaca oleh ratusan bahkan ribuan orang. Bangga bukan?

2.       KEHILANGAN Kesempatan untuk memperoleh penghasilan dari Tulisan

Saat ini banyak orang sukses dan punya penghasilan besar (Ratusan ribu hingga trilyunan rupiah) hanya karena ia mau menulis.
Contoh: 
a.       Milyuner
JK. Rowling sukses menjadi pengarang novel Harry Potter, Anne Ahira (pemilik Asianbrain.com) yang sukses mengembangkan internet marketing karena tulisan-tulisannya,
b.      Jutawan
Ada ribuan orang yang berpenghasilan jutaan perbulan sebagai wartawan di media cetak, media elektronik, media online, yang bisa memiliki penghasilan yang cukup besar.
Masih banyak contoh lain yang bisa menunjukkan bahwa seorang penulis memiliki belasan peluang untuk bisa memperoleh penghasilan dari internet melalui tulisan-tulisannya.

3.       HANYA MENJADI GENERASI YANG “KONSUMTIF” TERHADAP INFORMASI
Mari kita ingat-ingat kembali jika kita terkoneksi dengan internet (Di warnet, di PC pribadi, atau melalui handphone) bandingkan seberapa banyak  waktu yang kita di gunakan untuk MENCARI sebuah informasi dibandingkan  MEMBUAT sebuah informasi?.  Jujur saya sendiri pun masih menggunakan sebagian besar waktu untuk mencari sebuah informasi, ketimbang membuat sebuah informasi. Kalau mencari informasi itu kemudian digunakan untuk melahirkan informasi lainnya sih…. Masih mendingan ketimbang hanya melulu cari informasi terus menerus………..

SEBAGAI SEORANG PELAJAR APAKAH SAYA BISA?

Saya pastikan teman-teman bisa, asalkan ada kemauan yang kuat untuk belajar, mencoba kemudian melakukan, maka bukan mustahil anda akan menjadi penulis hebat dan bisa memiliki penghasilan besar dari tulisan. Persoalan utamanya bukan pada pertanyaan “apakah saya bisa?”, namun pada pertanyaan “Apakah Saya MAU?”. Menurut saya semua orang punya potensi yang sama untuk menjadi BISA, namun sedikit orang yang MAU BISA”.

Banyak pelajar yang gemar menulis dikota-kota besar yang sudah memiliki situs/blog pribadi yang berisi tulisan-tulisan bermanfaat, kemudian situsnya dikunjungi ribuan orang. Pada saat itulah pemilik situs bisa menerima pemasukan dari iklan yang dipasang di situs tersebut. Karena memiliki situs/blog yang memiliki pengunjung banyak, sama halnya  memiliki media sendiri misal stasiun tv yang memiliki banyak pemirsa, maka cepat atau lambat pemasang iklan baik dari perorangan maupun perusahaan akan menggunakan situs/blog. Bagimana mekanisme beriklan dapat diatur sendiri oleh pemilik situs/blog sendiri.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar